Apa itu UPVC? Sejarah, Arti dan Penjelasan!

Conchindonesia.com - Apa itu UPVC (Unplasticized Polyvinyl Chloride)? Apa kelebihan, keunikan serta kekurangan kusen UPVC dibandingkan produk kusen lainnya seperti kusen kayu, kusen aluminium, kusen PVC, dsb? Dalam serangkaian artikel bersambung dengan topik "Mengenal Produk UPVC Conch", kami akan menjelaskannya untuk anda. Sehingga sebelum anda memutuskan apakah akan memilih atau menggunakan UPVC sebagai bagian dari dekorasi, desain atau struktur properti (bangunan atau ruangan), anda bisa mendapatkan pemahaman yang memadai. Sehingga tidak salah memilih atau menyesal di kemudian hari. Semoga bermanfaat!

Bermula dari PVC

Eugen Baumann peneliti dan penerus penemu PVC
Eugen Baumann (Wikipedia)
Back to the past. Sejarah kehadiran UPVC bermula dari apa yang dinamakan PVC (Polyvinyl Chloride) atau dalam bahasa Indonesia disebut "polivinil klorida". Karena antara PVC dan UPVC memiliki kesamaan yakni dua-duanya berbahan dasar polimer yang juga sama dengan produk turunan plastik lainnya.

Penemuan PVC itu sendiri juga terjadi tanpa disengaja. Adalah seorang fisikawan sekaligus ahli kimia dari Perancis bernama Henri Victor Regnauglt yang pertama kali menemukannya di tahun 1835. Beberapa tahun kemudian tepatnya di tahun 1872, seorang ahli kimia dari Jerman bernama Eugen Baumann melakukan ujicoba sintesis terhadap PVC dalam serangkaian eksperimen dan proses penyelidikan yang sangat panjang dan lama. Karena itu PVC dianggap disempurnakan dan diciptakan oleh Eugen Baumann ini.

Baru di abad ke-20 (1900 awal), dua orang ahli kimia dari Rusia bernama Ivan Ostromislensky and Fritz Klatte dari sebuah perusahaan kimia bermarkas di Jerman (Grieshemm-Elektron) mencoba menggunakan bahan dasar PVC untuk tujuan membuat produk komersial. Sayangnya, usaha mereka berdua gagal. Baru di tahun 1926, Waldo Semon dan perusahaan B. F. Goodrich mengembangkan metode menjadikan PVC 'benar-benar plastik' dengan menambahkan berbagai senyawa kimia tambahan. Hasilnya, PVC menjadi lebih fleksibel dan lebih mudah diproses yang lalu mencapai penggunaan secara luas seperti saat ini.

PVC istilah kasarnya adalah material plastik yang sedikit dikeraskan tetapi tetap mempertahankan sifat kelenturannya. Dengan demikian mudah dibentuk sesuai apa yang kita inginkan dan harganya jauh lebih ekonomis. PVC bukan plastik meski bahan dasarnya serupa. Kalau plastik ya seperti tali, kantong plastik belanja, pembungkus makanan, botol minuman, kemasan perabot rumah tangga, sedotan, dsb. Sementara PVC seperti produk: ember, talang air, pipa sambungan air, dsb. Paling sering orang mengenal produk PVC di sambungan pipa air karena memang paling umum dipergunakan. Alasannya sudah pasti karena PVC tahan terhadap pengaruh biologi dan kimia. Jika ditanamkan di bawah tanah tidak akan berkarat, korosi, dimakan rayap, membusuk, dsb...dibandingkan menggunakan pipa besi atau pipa berbahan logam lainnya.

Dalam kemajuan dan perkembangan berikutnya, PVC mulai diaplikasikan di beberapa bahan material bangunan seperti panel pintu, jendela, plafon, dinding hingga partisi, atap, dst. Sejak tahun 1980-an di wilayah Asia Timur seperti Jepang, China, Hongkong, Macau, Korea Selatan dan Taiwan, produk PVC sudah umum dipergunakan. Ya betul, pintu kamar mandi atau toilet yang mungkin secara tidak sadar sering kita temui banyak yang berbahan PVC. Beberapa bahkan diproduksi dengan aneka gambar dan lukisan untuk memperindah tampilan. Terlihat seperti plastik tetapi lebih kaku dan keras. Mudah dipasang, harganya murah dan sangat efisien. Sayangnya, PVC sebagai bahan material bangunan memiliki kekurangan yakni tidak tahan cuaca dan tidak tahan air. Selain itu tampilannya juga kurang natural dan kurang sesuai selera atau peruntukan.

Apa itu UPVC?

Karena beberapa kelemahan PVC maka para ahli mulai berpikir bagaimana caranya membuat PVC lebih kuat dan lebih tahan terhadap air serta pengaruh cuaca. Serat plastik sebagai salah satu unsur pembuatan PVC diolah lebih lanjut dengan mengubah salah satu bagian molekul dengan tambahan senyawa kimia tertentu untuk menghilangkan atau meminimalkan sifat plastik di PVC. Dari proses inilah tercipta produk material yang kita kenal dengan julukan "UPVC (Unplasticized Polyvinyl Chloride)" yang jauh lebih kuat, tahan lama, tahan cuaca, dsb. UPVC hingga sekarang masih terus diteliti untuk disempurnakan menjadi maksimal.

Penampakan profil kusen UPVC
Kurang lebih seperti inilah penampakan potongan dari profil kusen UPVC untuk aplikasi pintu dan jendela. Mirip sekali dengan profil kusen aluminium atau kusen kayu hanya saja bahannya yang berbeda. Lekukan-lekukan atau sudut-sudut yang ada di rongga-rongga ibarat kunci pengait atau cantelan tambahan agar lebih menyatu. 

Sampai di sini kami rasa anda mulai paham. Makanya disebut "unplasticized" yang berarti sifat plastiknya sebagian dihilangkan lebih lanjut. Kalau mau dikomposisikan mungkin UPVC memiliki kandungan sekitar 85% PVC dan sisanya adalah bahan lainnya termasuk pigmen warna. Hasilnya seperti yang bisa anda lihat, selain lebih keras, memiliki daya tahan cuaca dan air yang jauh lebih baik, memiliki varian warna yang bisa dibuat, memiliki kelenturan khas plastik namun tidak mudah terbakar seperti plastik. Kuat, kokoh, tahan lama, mudah diaplikaskan menjadi ciri khas kusen UPVC.

Demikianlah penjelasan sederhana mengenai apa itu arti UPVC, sejarah dan perkembangannya untuk material konstruksi bangunan. Gampangnya begini: sekarang untuk pilihan kusen bangunan selain kayu, dan aluminium, kita juga bisa menggunakan UPVC. Anda hanya perlu menyentuh dan melihatnya secara langsung agar tahu seperti apa UPVC. Cobalah berkunjung ke rumah teman, relasi atau saudara yang dibangun sedikit mewah di atas tahun 2015 maka rata-rasa pasti akan memilih menggunakan UPVC. Dari luar atau kejauhan tampak seperti kusen aluminium tetapi begitu kita dekati lalu ketok bunyinya bukan kaleng-kaleng alias logam. Itulah UPVC! Warnanya pun bisa putih, cokelat, hitam atau bahkan serat kayu.