Kebakaran Teater Iroquois di Chicago

Conchindonesia.com -  Hanya karena masalah pintu yang terlihat sangat sepele, sebuah kebakaran kecil menjadi malapetaka besar yang sangat mematikan. Korban yang tewas akibat tragedi ini setidaknya tercatat 602 orang di mana kebanyakan adalah anak-anak dan wanita. Korban meninggal di tempat 573 orang, sisanya meninggal selama perawatan medis beberapa minggu setelah kejadian. Salah satu sejarah arsitektur gedung terkelam di dunia! Mengerikan!

 

Gedung Teater Iroquois di Chicago, Illinois, Amerika Serikat
Tampak depan dari gedung Iroquois Theatre - Chicago yang bernasib naas.

Kebakaran Teater Iroquois di Chicago

 

Teater Iroquois dibuka resmi 23 November 1903. Malapetaka terjadi hanya berselang sekitar satu bulan tepatnya 30 Desember 1903. Sejak awal pembangunan, sebenarnya sudah tercium adanya sebuah sindikat konstruksi yang tidak beres dan terburu-buru hanya untuk meraup untung. Melibatkan pemilik modal (pemilik gedung), operator bisnis hiburan serta perusahaan konstruksi. Kebetulan lokasinya memang sangat strategis di mana dekat pusat perbelanjaan dan bisnis "Chicago Loop" yang selalu dipatroli pihak kepolisian sehingga terkenal aman dari kriminalitas. Otomatis wanita-wanita yang habis berbelanja atau datang dari luar kota akan tergoda untuk singgah. Meski di masa itu teater ini diklaim termasuk salah satu teater termegah dan terbaik dari sisi arsitektural di Amerika bahkan di seluruh dunia.

 

Iroquois dibangun untuk kapasitas tempat duduk 1602 penonton. Termasuk yang terbesar di masa itu untuk ukuran gedung pentas. Namun saat musibah terjadi beberapa sumber menyebutkan ada sekitar lebih dari 2000 bahkan 2200 penonton. Sama seperti teater-teater terkemuka di dunia saat ini, Iroquois terbagi ke dalam 3 kelas penonton seperti sebuah aula atau hall yang begitu indah dan megah. Lantai dasar yang meliputi tempat pertunjukan menampung 700 pengunjung. Lantai dua muat 400 pengunjung sementara lantai tiga muat 500 pengunjung. Semua lantai terkoneksi dengan tangga balkon yang sama. Mau naik ke lantai 3 atau lantai 2 melewati tangga yang sama. Idenya sederhana agar semua penonton (balkon) tanpa membedakan kelas dan harga karcis bisa saling memandang dan saling melihat dan terlihat. Meski ada lift dan dibangun hingga lima lantai namun semua fasilitas tersebut hanya diperuntukkan buat para aktor atau komedian dan posisinya ada di belakang panggung yang sangat luas.

 

Celakanya hanya satu yaitu: pintu masuknya hanya satu dan bukaannya ke arah dalam.

 

Awal Mula Kebakaran

 

Bagian dalam gedung Teater Iroquois yang terbakar habis
Tampak bagian dalam kondisi gedung teater yang terbakar habis dan hangus.
 

Rabu siang, 30 Desember 1903. Iroquois sedang mengelar pertunjukan drama komedi berjudul "Mr. Bluebeard". Sebuah kisah dari negeri Prancis yang menceritakan seorang pria kaya yang hobby membunuh isterinya lalu menikah lagi dan akan terus membunuh isterinya dan menikah kembali. Inti kisah ini adalah bagaimana seorang isterinya yang akhirnya tahu kegilaan suaminya ini dan berusaha bertahan hidup agar tidak menjadi korban sama seperti isteri-isteri sebelumnya. 

 

Drama komedi yang berisi sindiran ini sebenarnya sudah dipertontonkan sejak malam pertama Iroquois buka. Hanya saja karena beberapa kendala seperti cuaca ekstrim lalu demo dan kerusuhan buruh sempat menghambat operasional teater. Di hari naas ini jumlah penonton jauh melebihi kapasitas dan kebanyakan adalah penonton anak-anak. Semua tiket ludes terjual. Beberapa saksi menceritakan bahkan orang-orang rela berdiri di belakang bangku kosong sampai di lorong-lorong sehingga menghambat jalan keluar masuk dari pintu utama.


Sekitar pukul tiga sore, beberapa menit setelah babak kedua berjalan, pertunjukan menampilkan nuansa malam hari. Dengan demikian beberapa lampu dipadamkan dan lampu lainnya dinyalakan. Di sinilah sumber malapetakanya. Disinyalir akibat korsleting listrik, lampu busur listrik yang lagi tren di masa itu memercikkan api lalu menyambar tirai yang ada di panggung. Seketika tirai terbakar hebat dan menyambar semua ornamen atau bagian gedung yang justru gampang terbakar. 


Sebenarnya gedung teater ini sudah dirancang dengan beberapa bagian anti kobaran api serta jalan keluar alternatif. Hanya saja panik membuat semuanya kacau. Beberapa fasilitas pemadaman api seperti tirai asbes serta atap khusus untuk mengeluarkan asap dan panas macet tidak bisa dibuka atau diturunkan, jalur lorong darurat ternyata buntu belum selesai, jeruji besi yang tidak bisa dibuka yang memisahkan penonton kelas ekonomi dengan balkon yang lebih tinggi, dsb. Serta tidak adanya petunjuk jalan keluar ke pintu utama. Yang pasti pintu masuknya hanya satu dan arah bukanya ke dalam sehingga membuat pintu tidak bisa dibuka karena terdesak oleh tumpukan manusia yang panik. Banyak orang terjepit di sisi pintu dan manusia saling menginjak untuk berusaha keluar.


Semua penonton di kelas vip yang hendak turun ke lantai dasar untuk keluar, tertahan di tangga karena lantai dua sudah menumpuk di sana dan tidak bisa turun untuk keluar. Bisa dibayangkan betapa mengerikan situasi seperti ini. Beberapa orang yang berhasil selamat akhirnya harus memecahkan kaca jendela dengan berbagai cara lalu menyeberang ke gedung-gedung sekitarnya dengan papan atau ada yang loncat bersamaan dan akhirnya tewas dengan posisi saling tertumpuk. Akibat adanya hiasan "pintu" bohongan, 200 orang harus tewas di lorong yang disangka adalah pintu beneran untuk jalur keluar alternatif. Pemecahan kaca jendela sebagai untuk upaya keluar justru menghembuskan angin musim dingin yang begitu kencang sehingga mengobarkan api lebih besar dan mematikan.


Sejak kejadian ini, hampir semua gedung-gedung besar yang menampung banyak orang selalu menggunakan pintu utama bukaan ke arah luar. Para insinyur sipil, arsitek, desainer bangunan, kontraktor profesional di seluruh dunia belajar dari kisah kelam ini. Makanya sekarang kita menemukan semua pintu darurat khusus bisa dibuka dengan cara sederhana yakni menekan gagang panjangnya yang secara otomatis membuka penguncian. Pintu darurat saat ini pun terbuat dari plat besi atau tembaga untuk menahan laju panas atau api. Petunjuk jalur evakuasi yang semakin jelas di semua gedung dan bisa menyala meski di malam hari atau gelap. Tragedi Iroquois mengubah sejarah gedung atau bangunan pencegah api hingga abad sekarang dan seterusnya.